Guna meningkatkan pemahaman masyarakat Sleman, terutama di kawasan rawan bencana, Pemkab Sleman menyelenggarakan kegiatan Wajib Latih Penanggulangan Bencana . Wajib Latih Penanggulangan Bencana diselenggarakan BPBD Kabupaten Sleman ini merrupakan kegiatan reguler tahunan sejak 2008. Pada tahun 2012, kegiatan wajib latih dilaksanakan di Kecamatan Cangkringan selama tiga hari (23 – 25 April 2012) dengan peserta dari unsur Kecamatan, Desa, Dukuh, dan Komunitas Peduli Bencana yang berada di hulu sampai hilir Kali Gendol (melibatkan kawasan yang akan mengungsi dan kawasan yang akan menerima pengungsi). Penentuanpeserta pelatihan penyusunan Rencana Tanggap Darurat ini berdasarkan tingkat kerawanan bencana di 2 lokasi, yaitu di barat Sungai Gendol dan Timur Sungai Gendol.
Selama 2 hari pertama, Penyusunan Rencana Tanggap Darurat dipandu oleh BPPTK dan BPBD Sleman, dengan fokus perencanaan jumlah penduduk yang menjadi target operasi tanggap darurat, jalan evakuasi, transpor evakuasi, titik kumpul, dan rencana barak pengungsian. Skenario rencana tanggap darurat disusun dalam dua alternatif skenario yaitu Skenario Ancaman 10 km dan Skenario Ancaman 15 km. Prinsip evakuasi yang dihasilkan pada wajib latih ini adalah warga mengungsi sesaat status aktivitas G. Merapid ditingkatkan menjadi “SIAGA”.
Skenario Ancaman 10 km mengarahkan pengungsi berada di barak pengungsian pada radius 10 km, yang meliputi Barak Pagerjurang, Argomulyo, dan Wukirsari. Sedangkan jika terjadi perluasan zona aman menjadi 15 km, maka skenario menggunakan Skenario Ancaman 15 km, di mana pengungsian akan bergeser ke barak pengungsian yang telah disepakati di radius 15 km, yaitu di Barak Banjarharjo, Sindumartani, Bimomartani, dan sekitarnya.
Setelah Rencana Tanggap Darurat disusun tersebut, dilakukan simulasi melalui gladi posko padahri terakhir (25 April 2012) dengan melibatkan kurang lebih 250 orang dari unsur Kecamatan, Desa, Dukuh, Masyarakat kawasan rawan bencana, dan komunitas peduli bencana (KSM, Jipadsong, RJT, FPB, Sambungroso, AMC, SKSB, SAR Linmas, SAR Sleman, PMI, Tagana). Setelah dilakukan simulasi dilakukan evaluasi untuk perbaikan rencana tanggap darurat yang telah disusun.
Salam Siaga,
Semoga dengan adanya kegiatan Wajib Latih Penanggulangan Bencana dapat memberikan bekal kepada masyarkat di wilayah rawan bencana tentang Tanggap Darurat
Terimakasih rekan RAPI Bantul atas attensinya. Semoga kita bersama dengan stakeholder lainnya dapat berkontribusi positif dalam meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana. Salam Siaga !