Bupati Sleman Drs Sri Purnomo, M. Si menetapkan status keadaan darurat bencana angin kencang, banjir, dan tanah longsor di wilayah Kabupaten Sleman selama 7 hari sejak tanggal 29 November sampai dengan tanggal 5 Desember 2017. Penetapan stautus keadaan darurat ini ditetapkan Bupati Sleman dengan SK Bupati Nomor 128/Kep.KDH/A/2017 tanggal 29 November 2017.
Pertimbangan penetapan ini adalah surat Kepala Stasiun Klimatologi Mlati Nomor ME.3VA/663/XI/2017 tanggal 20 November 2017 perihal potensi kejadian cuaca ekstrim selama musim hujan 2017/2018, berdasarkan fenomena atmosfer Synoptik terpantau aktivitas sirkulasi siklonik di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur dan diprediksi potensi pembentukan sirkulasi siklonik semakin meningkat hingga Maret 2018, sehingga perlu waspada terhadap potensi cuaca ekstrim berupa hujan lebat diserta angin kencang dan petir, yang dapat mengakibatkan banjir, pohon tumbang dan tanah longsor.
Pertimbangan lainnya adalah hasil kaji cepat Tim Reaksi cepat BPBD Kabupaten Sleman, dampak hujan lebat disertai angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Sleman terus menerus pada hari Senin tanggal 29 November 2017 hingga Selasa 28 November 2017, berakibat banjir dan tanah longsor yang mengakibatkan kerugian jiwa dan harta benda, serta terjadi pengungsian penduduk yang terdampak bencana dan adanya kebutuhan pertolongan darurat kepada para korban bencana.
Setelah penetapan status tanggap darurat, Bupati Sleman memerintahkan kepada Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman untuk mengordinasikan Perangkat Daerah terkait, TNI-POLRI, unsur masyarakat dan dunia usaha dalam rangka menyusun program dan melaksanakan kegiatan tanggap Darurat Angin kencang, banjir dan tanah longsor di wilayah Kabupaten Sleman dalam masa keadaan darurat.
Berdasarkan data dari Pusdalops BPBD Sleman, hingga pukul 09.00 WIB dampak siklon tropis Cempaka di Sleman mengakibatkan 15 titik pohon tumbang, 16 titik longsor, dan 27 titik banjir.
Dari kejadian tersebut sekurangnya 46 rumah terendam banjir, 1 Rumah Hanyut, 6 rumah rusak berat, 1 rumah rusak sedang, dan 4 rumah rusak ringan. Selain itu juga dilaporkan ada 4 kandang ternak roboh, 3 ekor sapi hanyut, 1 ekor sapi tertimpa reruntuhan kandang, 21 pohon tumbang, 2 Jaringan listrik tertimpa pohon, 3 jaringan telephone tertimpa pohon, 1 tempat pemandian ternak tertimbun material longsor, dan 1 kendaraan roda 2 rusak parah. Hujan lebat juga menyebabkan talut lk 213 m2 longsor, 2 dam jebol. Jumlah warga terdampak sejumlah 108 jiwa dan 9 Balita. Warga yang mengungsi berjumlah 77 orang yakni di Prambanan 60 orang, Mlati 14 orang dan Gamping 3 orang.